Julukan "Sepenggal Surga" yang jatuh ke bumi memang sangat tepat buat Kabupaten Raja Ampat-Provinsi Papua Barat.  Kabupaten yang dibentuk pada tahun 2003 ini memiliki beragama pesona wisata alam baik darat maupun laut. Disamping pesona wisata alam, Raja Ampat juga memiliki kekayaan sosial budaya.

Bagi yang sudah pernah ke Raja Ampat pasti mengamin hal ini. Betapa tidak kabupaten yang dimekarkan Kabupaten Sorong ini terdiri dari ribuan pulau dan pasir putih yang indah. Tentu nama-nama seperti gugusan kepulauan Wayag, Painemo, Pulau Mansar, Pasir Timbul, Kali biru, Teluk Kabui, Teluk Mayalibit, Kampung Wisata Arborek, pulau Bantanta, Pesona Wisata Pulau Salawati dan pesona-pesona wisata di Kepulauan Misool. Raja Ampat juga terkenal dengan pesona bawah lautnya. Tentunya bagi sudah pernah ke Raja Ampat pasti sangat kenal dengan pesona tempat wisata yang disebutkan diata.

Tapi apakah anda pernah ke Pulau Kri? Bagi yang sudah pernah kesana. Pasti kenal seperti apa pesonanya.

Sebagai orang yang stay di Waisai-Raja Ampat saya sudah dua kali menginjak kaki di Pulau ini. Jauh sebelumnya pada tahun 2004, bertepatan dengan kegiatan sosialisasi pemilu secara langsung bersama teman-teman LSM dari  Kota Sorong.

Pulau Kri merupakan sebuah pulau kecil berpasir putih nan indah dan asri yang terletak antara Pulau Batanta dan Waisai-Pulau Waigeo. Di pulau ini hanya ada terdapat beberapa pohon pinus. Pulau ini sangat direkomendasikan sebagai tempat wisata untuk berenang. Pulau ini hanya berbatasan dengan lautan dan tepat berada ditengah-tenah Selat Dampir-Raja Ampat.

Yang terakhir beberapa bulan lalu saya juga kesana bersama teman-teman yang tinggal di Waisai. Kesana pun bukan kegiatan wisata tetapi kebetulan ada acara pemerintahan di Arefi-Distrik Batanta Utara Kabupaten Raja Ampat. Dan singgah di pulau nan indah tersebut.

Pesonanya tak berubah. Pasir putih dengan jernihnya air laut yang mengintari pulau yang kecil ini seakan tak berhenti tersenyum merekah menyambut setiap yang datang. Cahaya senja yang beranjak diufuk barat kala itu semakin memilaukan pesona pulau yang hanya dibentuk dari gundukan pasir putih dan tak berpenduduk tersebut.

Rasanya ingin bertahan.  Dan bermalam disitu. Tapi kala itu kami harus meneruskan perjalanan ke kampung Arefi untuk mengikuti kegiatan pemerintahan. Tapi walaupun sebentar, rasanya puas bisa berendam dijenihnya air laut  pulau kri yang landai itu.

Saat kami mengunjungi pulau ini hanya kurang lebih 30 menit dari Kota Waisai dengan menggunakan speedboat berukuran 8 orang yang kapasitas mesin 40 Pk dua buah.

Di dekat pulau ini juga terdapat tempat wisata menarik yang layak di kunjungi seperti Pulau Way, Pulau Urun, air terjun dan beberapa tempat wisata menarik lainnya yang terdapat di Distrik Batanta Utara.

'